Wakil Ketua Umum DPP Gerindra, Arief Poyuono, tidak percaya dengan isu makar yang disampaikan pihak kepolisian. Menurutnya hal itu terlalu berlebihan dan tidak relevan dengan konstelasi negara saat ini.
Meskipun perekonomian sekarang tidak kesuai harapan, namun berkaca pada kejatuhan Presiden Soeharto, kondisinya ekonomi saat itu mengalami fase yang memburuk jauh lebih dalam. Dengan kata lain belum cukup untuk dijadikan dasar pemicu upaya kudeta.
Tuduhan adanya makar dimaksud, kata dia merujuk Aksi Bela Islam atas penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Lontaran disampaikan Kapolri dan diperkuat wawancara Allan Nain yang mengatakan akan ada kudeta terhadap Presiden Joko Widodo dalam aksi Bela Islam.
“Akhirnya sekarang kita mikir, masa iya keadaan Ekonomi nasional tidak krisis lalu ada upaya kudeta pak Joko Widodo,” ujarnya kepada Aktual.com, Minggu (7/5).
Dia mempertanyakan motif pihak Kapolri yang ngotot dan menghembuskan isu adanya upaya makar, padahal pihak TNI yang lebih memiliki domain pada persoalan tersebut tidak melihat adaya upaya sejauh yang disangkakan oleh Kapolri.
Kemudian data institusi Bayangkara itu tidak juga diperkuat dengan validasi dari Badan Intelijen Megara (BIN), sehingga bisa dikatakan isu yang dihembuskan oleh Polri sangat mentah dan tidak memiliki dasar yang kuat.
“Saya rasa Pak Joko Widodo harus segera turun tangan untuk bisa memanggil Kapolri dan Panglima TNI Serta Kepala BIN segera agar jangan masyarakat pada mikir yang enggak- enggak dan was-was ,” jelas Arief.
“Saya sarankan pak Joko Widodo harus bisa mikir siapa kawan dan siapa lawan dalam pemerintahannya. Jangan sampai terjebak dan terpengaruh akan adanya makar,” sambungnya.[akt]
0 Response to "Makin Runyam! Negara Dalam Keadaan Genting, Jokowi Harus Panggil Tito Karnavian"
Posting Komentar