Setara Institute menyayangkan pernyataan Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, yang menyebut isu upaya makar sebagai hoax atau informasi sesat.
"Pernyataan Panglima seperti itu sangat disayangkan karena justru merendahkan integritas institusi TNI sendiri," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, dalam siaran persnya (Jumat, 5/5).
Dia menegaskan, seharusnya TNI sebagai elemen institusi negara memberi dukungan kepada institusi penegak hukum, dalam hal ini Polri, yang sedang melakukan penyidikan dugaan kasus makar.
Pada batas-batas tertentu, Hendardi memandang pernyataan Gatot dapat dikategorikan sebagai obstruction of justice (menghalangi proses hukum). Apalagi, Gatot adalah tokoh yang berpengaruh.
Artinya, pernyataan Panglima TNI dapat mengganggu proses penyidikan. Betapapun pernyataan itu tidak ditujukan mengganggu penyidikan, sebuah pernyataan terbuka jelas menimbulkan dampak di tengah masyarakat," katanya.
Setara Institute menilai pernyataan Panglima TNI lebih menyerupai pernyataan politikus sekaligus menggambarkan persoalan di dalam tubuh TNI. Karena itu, Presiden Joko Widodo perlu bersikap.
"Presiden Jokowi sudah semestinya mengingatkan Panglima TNI untuk tidak offside dalam berkomentar karena dapat mengganggu stabilitas keamanan," demikian pendiri Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) ini.[rmol]
0 Response to "Geger..! Hendardi Kata: Panglima TNI Keluar Dari Garis, Jokowi Harus Bertindak"
Posting Komentar